Wasiat Rasulullah Kepada Abu Hurairah RA

Sebuah wasiat adalah sebuah perintah yang sebaiknya dilakukan oleh seseorang yang diberi wasiat. Dan tentunya ini ada sebuah wasiat dari Rasulullah ﷺ kepada Abu Hurairah ra akan tentang sebuah amal yang baik untuknya (Abu Hurairah ra). Dan tahukah anda siapa Abu Hurairah ra itu?


Hasil gambar untuk abu hurairahMari kita bahas sedikit tentang siapa itu Abu Hurairah ra? Abu Hurairah ra memiliki nama asli yaitu Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi (lahir 598 - wafat 678). Abu Hurairah berasal dari kabilah Bani Daus dari Yaman. Ia diperkirakan lahir 21 tahun sebelum hijrah, dan sejak kecil sudah menjadi yatim. Ketika mudanya ia bekerja pada Basrah binti Ghazawan, yang kemudian setelah masuk Islam dinikahinya. Nama aslinya pada masa jahiliyah adalah Abdus-Syams (hamba matahari) dan ia dipanggil sebagai Abu Hurairah (ayah/pemilik kucing) karena suka merawat dan memelihara kucing. Diriwayatkan atsar oleh Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang mauquf hingga Abu Hurairah. Abdullaah bin Raafi' berkata, "Aku bertanya kepada Abu Hurairah, "Mengapa engkau bernama kuniyah Abu Hurairah?" Ia menjawab, "Apakah yang kau khawatirkan dariku?" Aku berkata, "Benar, demi Allah, sungguh aku khawatir terhadapmu." Abu Hurairah berkata, "Aku dahulu bekerja menggembalakan kambing keluargaku dan di sisiku ada seekor kucing kecil (Hurairah). Lalu ketika malam tiba aku menaruhnya di sebatang pohon, jika hari telah siang aku pergi ke pohon itu dan aku bermain-main dengannya, maka aku diberi kuniyah Abu Hurairah (bapaknya si kucing kecil).

Dan ini adalah wasiat Rasulullah ﷺ kepada Abu Hurairah ra 
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata: 
“Rasulullah ﷺ bertanya: ‘Siapa yang mau mempelajari nasihat dariku lalu mengamalkannya, atau setidaknya mengajarkannya kepada siapa saja yang mau mengamalkannya?’ 
‘Aku, wahai Rasulullah,’ jawab Abu Hurairah. 
Lalu beliau memegang tanganku dan menyebutkan lima nasihat berikut:

اتَّقِ المَحَارِمَ تَكُنْ أعْبَدَ النَّاسِ, وارْضَ بِمَا قَسَمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ أغْنَى النَّاسِ, وَأحْسِنَ إلىَ جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا, وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تَحُبُّ لِنَفْسِك تَكُنْ مُسْلِمًا, وَلَا تَكْثِرِ الضَّحِكَ فإنّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ القَلْب

“(1) Hindarilah hal-hal yang haram, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling baik ibadahnya;(2) Ridhalah terhadap apa yang Allah karuniakan kepadamu, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling merasa berkecukupan; (3) Berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau akan menjadi Mukmin sejati; (4) Harapkanlah kebaikan untuk orang lain sebagaimana engkau mengharapkannya untuk dirimu sendiri; dan (5) Janganlah engkau banyak tertawa, karena hal itu dapat mematikan hati.”

(HR. At-Tirmidzi, “Abwaabuz Zuhd ‘an Rasulillah, no. 2407. Dihasankan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Bani).

Jika kita uraikan kembali dari setiap wasiat Rasulullah ﷺ kepada Abu Hurairah ra, diantaranya :

1. Hindarilah hal-hal yang haram, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling baik ibadahnya;
    Banyak sekali hal-hal yang berbau haram karena sekarang sudah zamannya dimana yang haram dijadikan halal tidak sedikit juga seseorang menghalalkan segala cara agar mendapatkan hal yang diinginkan padahal dimata Allah itu haram. Sungguh karena jika kita tidak kuat membentengi hati ini dengan aqidah maka bisa jadi kita tergelincir dilembah tersebut.
2. Ridhalah terhadap apa yang Allah karuniakan kepadamu, niscaya engkau akan menjadi orang yang paling merasa berkecukupan;
    Disinilah kita harus selalu bersyukur ataupun ridha terhadap apa yang Allah Subhana wata'ala berikan kepada kita baik itu dalam kebaikan ataupun cobaan ujian (musibah, dll) karena ada suatu hadist yang menjelaskan tentang ketentuan Allah “Tidaklah sebuah musibah yang menimpa seorang muslim seperti penyakit, kegelisahan, kesedihan bahkan terkena duri sekalipun, kecuali Allah telah gugurkan dosa-dosa (kecilnya) dengan musibah tersebut.” (Muttafaq ‘Alahi).

    Dan Firman Allah Subhana wata'ala
    َلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
    Artinya “Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura: 27).
3.  Berbuat baiklah kepada tetanggamu, niscaya engkau akan menjadi Mukmin sejati;
Peran tetangga juga ternyata sangat berpengaruh akan status keislamanmu karena mukmi yang baik tentunya dia akan memperhatikan tetangga sekitarnya, silaturahmi terjaga dan selalu memberikan hadiah atau makanan. Ada sebuah hadist yang terkait dengan tetangga
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Jibril terus menerus berwasiat kepadaku untuk berbuat baik terhadap tetangga, sampai-sampai aku mengira dia akan menjadikannya sebagai ahli waris”. [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (6014) dan Muslim (2624). Dikeluarkan pula oleh Al-Bukhari (6015) dan Muslim (2625) dari Ibnu Umar. Dalam bab ini banyak riwayat dari para sahabat. Kalau hadits-hadits mereka dikumpulkan, niscaya akan menjadi satu juz yang besar]. Jadi sungguh memuliakan tetangga juga adalah tanda bentuk mukmin yang sejati.
4. Harapkanlah kebaikan untuk orang lain sebagaimana engkau mengharapkannya untuk dirimu sendiri;
Dan ini yang biasanya susah terkendali ketika kita digunjing seseorang ataupun kita di bully seseorang jika kita tidak tahan maka kita akan membalasnya dengan hal yang sama bisa jadi malah lebih parah namun seorang muslim tidak begitu dia akan mengharapkan kebaikan kepada orang tersebut agar orang tersebut diberi hidayah ataupun rahmat oleh Allah Subhna wata'ala karena doa yang kau berikan kepada orang lain tentunya akan balik lagi juga kepada dirimu.
5. Janganlah engkau banyak tertawa, karena hal itu dapat mematikan hati.
Sudah sangat viral sekali di zaman sekarang ini tertawa terbahak-bahak itu menjadi sebuah lelucon atau pun aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dengan sebuah becandaan karena mereka merasa bahwa tidak tertawa sedemikian rupa tersebut rasanya kurang puas padahal Rasulullah ﷺ saja tidak pernah tertawa sampai terbahak-bahak karena itu dapat mematikan hati coba kita lihat ketika seseorang selepas tertawa terbahak-bahak apa yang selanjutnya mereka ucapankan sepertinya jarang sekali menyebut nama Allah ataupun dzikir.

Mungkin dari 5 wasiat Rasulullah ﷺ kepada Abu Hurairah ra ini bisa menjadi pembelajaran kita untuk menghadapi kehidupan ini yang semakin lama semakin diambang ujung zaman. Semoga kita selalu dikuatkan (istiqomah) dijalan Allah Subhana wata'ala. Aamiin.

Referensi :
helmyashar https://helmyashar.wordpress.com/2015/12/08/5-wasiat-penting-rasulullah-%EF%B7%BA-kepada-abu-hurairah/



Terima kasih anda telah membaca artikel Wasiat Rasulullah Kepada Abu Hurairah RA. Jika anda kurang paham silahkan berkomentar dibawah & Ada baiknya jika artikel ini bermanfaat Share ke saudara atau teman anda.

Related Posts:

0 Response to "Wasiat Rasulullah Kepada Abu Hurairah RA"

Post a Comment

Jika ada kurang paham atau mau memberikan tambahan ilmu tentang hal serupa segera layangkan pada kolom komentar. Karena ilmu yang kita miliki mesti kita amakan karena itu akan berbuah pahala bagi pengamal dan pemberi ilmunya.

"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).

Kode Emoticon :



Your Ads Here 970x90
Di desain dengan sepenuh oleh Marwan Abdul Anwar | Font & Ikon : SSP ▪ Fontawesome