Dalam
membaca Al Quran hendaknya kita harus mampu memahami ilmu tajwid. Dan sebelum
memahami ilmu tajwid kita diharuskan belajar dasar-dasar ilmu tajwid. Karena
ini adalah akar atau awalan kita dalam mempelajari ilmu tajwid. Didalam membaca
Al Quran, sangat penting peranan ilmu tajwid karena membaca Al Quran harus
benar dan tartil karena isi Al Quran adalah firman atau ucapan Allah Subhana
Wata'ala maka disinilah kita harus belajar adab-adabnya.
A. Pengertian Tajwid :
Tajwid
menurut bahasa adalah tahsin : memperbaiki atau mendatangkan bacaan dengan
baik. Sedangkan menurut istilah adalah Ilmu yang mempelajari cara mengucapkan
huruf-huruf Al Qur an tentang tebal dan tipisnya, panjang dan pendeknya,
sifat-sifatnya, dan hukum membaca huruf Hijaiyah bila bertemu dengan huruf yang
lain. Sehingga menjadi suatu bacaan yang baik.
B. Kegunaan Ilmu Tajwid
Kegunaan
dari mempelajari Ilmu Tajwid adalah :
1.
Agar tidak ada kesalahan dalam membaca ayat-ayat Allah (Al Qur an)
2.
Agar aya-ayat yang kita baca sesuai dengan ketentuan-ketentuan bahasa Arab,
baik cara pengucapan huruf, sifat-sifat huruf dan kaidah-kaidah yang telah
ditetapkan oleh Ulama Ahli Qurro.
C. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid
Hukum
mempelajari ilmu Tajwid adalah Fardu kifayah, sedangkan mengamalkannya adalah
Fardlu Ain bagi setiap orang yang membaca Al Qur an.
Dalam
hal ini Imam Ibnu Jazari mengatakan :
”Menggunakan
atau mengamalkan Ilmu tajwid aaalah merupakan suatu keharusan, maka barang
siapa yang tidak memperbaiaki bacaan Al Qur a nya dia termasuk berdosa.”
D. Qiro’ah
Seperti
apa yang kita baca dan yang pernah kita dengar, bahwa Qiroah (bacaan) ayat-ayat
Al Quran yang berlaku di negara Indonesia adalah Qiro’ah yang diriwayatkan oleh
Hafs Bin Sulaiman bin Mughiroh bin Najwad “ Wafat tahun 128 H”, yang bacaannya
disebut Qiroah Masyhuroh.
Perlu
diketahui bahwa selain qiroah yang diriwayatkan oleh Imam Hafs an Ashim masih
banyak lagi Imam yang meriwayatkan Qiro’ah .
Dibawah
ini nama-nama Imam dalam qiro’ah Yang mutawatiroh atau yang disebut dengan
Qiroah sab’ah ( Qiro’ah tujuh imam ) :
1.
Abdullah bin Amr meninggal di Syam pada tahun 118 H. Perowi-perowinya yang
terkenal (masyhur) adalah seperti Al Bazzi Abdul Hasan Hamid bin Muhammad dan
Qonbul Abu Umar Muhammad.
2.
Abu Ma’bad Abdullah bin Katsir, meninggal di Makkah pada tahun 120 H.
Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abu Bakar Syu’bah bin Ilyas dan Abu Amr
Hafah bin Sulaiman.
3.
Abu Bakar “Ashim bin Abi An Nujud, meninggal di Kufah pada tahun 127 H.
Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abu Syu’bah bin Ilyas dan Abu Amr Hafah
bin Sulaiman
4.
Abu Amr bin Al A’la, meninggal di Basrah pada tahun 154 H. Perowi-perowinya
yang Masyhur adalah Ad Durawi, Abu Amr Hafas dan As Susi Abu Syu’aib Saleh bin
Ziyad.
5.
Nafi’ bin Na’im meninggal di Madinah tahun 109 H. Perowi-perowinya yang Masyhur
adalah Qulum Abu Musa Isa bin Mina dan Warosy Abu Sa’id Utsman bin Sa’id.
6.
Abdul Hasan Ali bin Hamzah Al Kisa’i, meninggal di Basrah pada tahun 189 H.
Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abdul Harits Al Laits bin Khalid dan Ad
Durawi.
7.
Abu “Imarah Hamzah bin Habib, meninggal tahun 216 H. Perowi-perowinya yang
Masyhur adalah Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam dan Abu ‘Isa Khalid bin Khalid.
E. Methode Membaca Al Qur an
Perlu
diingat bagi para Qori’, bahwa didalam membaca Ayat-ayat Al Qur an itu sendiri
ada tata caranya (ukuran lambat dan cepat dalam membaca ayat Al Qur an) yang
disahkan oleh Rasulullah SAW., begitu juga yang diberlakukan dikalangan para
Ahlul Qurro’ wal Ada’ ada empat yaitu :
1.Tahqiq
: Membaca Al Qur an dengan menempatkan hak-hak huruf yang sesungguhnya. Yaitu
menempatkan makhrorijul huruf, sifat-sifat huruf, mad-qoshr dan hukum-hukum
bacaan yang telah ditetapkan oleh Ulama Ahlul Qurro’. Methode ini baik sekali
untuk kalangan Mubtadiin (pemula).
2.Tartil
: Membaca Al Qur an dengan pelan-pelan dan tanpa tergesa-gesa dengan
memperhatikan makhrorijul huruf, sifat-sifat huruf, mad-qoshr dan hukum-hukum
bacaan, sehingga suara bacaan menjadi jelas. Seperti bacaan Mahmud Al Qushairi.
Bacaan Tartil belum tentu tahqiq akan tetapi tahqiq sudah pasti tartil.
3.Tadwir
: Membaca Al Qur an antara bacaan yang cepat dengan bacaan yang pelan (sedang).
4.Hadr
: Membaca Al Qur an dengan sangat cepat , sehingga seakan-akan tidak jelas
dalam suaranya.
Demikianlah
beberapa methode membaca Al Qur an yang ada, dari masing masing methode harus
menggunakan kaidah-kaidah Tajwid yang berlaku ( ketika seorang Qori’ membaca
lambat atau cepat ), sehingga kesempurnaan bacaan masih tetap dan utuh.
Sedangkan cara membaca yang terbaik adalah dengan methode yang pertama yaitu
Tahqiq.
Itulah dasar-dasar belajar ilmu tajwid, selanjutnya akan membahas yang masih berkenaan dengan ilmu tajwid. Tetap stay ya. Semoga bermanfaat dan amalkan
Itulah dasar-dasar belajar ilmu tajwid, selanjutnya akan membahas yang masih berkenaan dengan ilmu tajwid. Tetap stay ya. Semoga bermanfaat dan amalkan
Terima kasih anda telah membaca artikel Dasar Belajar Ilmu Tajwid. Jika anda kurang paham silahkan berkomentar dibawah & Ada baiknya jika artikel ini bermanfaat Share ke saudara atau teman anda.
ijin pakai buat referensi ya gan? makasih.
ReplyDeleteiya silahkan bang. Sebar kebaikan :)
DeleteTerima kasih sudah berkunjung :)
Alhamdulillah, Semoga bermanfaat bang artikel nya :)
ReplyDeleteMantap, thanks untuk sharingnya, sangat bermanfaat...
ReplyDeleteIya terima kasih gan. Semoga bermanfaat :)
Deletesip gan artikelnya, bisa nambah wawasan. ane bantu share deh
ReplyDeleteIya terima kasih, Smeoga bermanfaat dan menjadi ladang amal pahal kita. Aamiin
DeleteSangat membantu sekali artikelnya. Saran kasih gambarnya letak mas
ReplyDeleteLetak gambar gimana mas?
DeleteKalo penjelasan tentang ilmu tajwid akan saya update setiap hari mendatang kalo ini sekedar tips-tips saya yang pernah rasakan dan coba. Semoga bermanfaat & menjadi amal baik kita :)
The phrase "dasar belajar ilmu tajwid" is in Indonesian. In English, it translates to "the basics of learning the science of Tajwid." Sony Tv Using Tajwid is the rules and principles governing the proper pronunciation and recitation.
ReplyDelete